Berjuang untuk masa depan?

Itulah yang saat ini sedang saya lakukan. Saya bahkan tidak tahu akan menyebut semua takdir yang telah saya terima sebagai anugerah atau jebakan nasib semata. Ya.. beberapa bulan yang lalu, sembari bekerja sebagai tutor Kimia, Matematika, IPA, B. Inggris dan pengajar di sekolah swasta. Saya memberanikan diri untuk mengikuti seleksi guna lanjut studi ke jenjang magister di salah satu kampus impian saya semenjak S1, yaitu di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebagai angkatan dan lulusan Pendidikan Kimia di UIN Mataram yang tergolong masih baru, saya tidak memiliki pengalaman dalam mengaplikasikan alat-alat instrumen modern seperti AAS, HPLC, GCMS& lain sebagainya seperti saat ini. Beberapa kali memiliki pengalaman menjadi Co. Ass Praktikum ketika S1, membuat saya merasa "saya sangat mencintai dunia laboratorium & ingin mendalaminya". Kemudian saya mengklik opsi "KIMIA ANALITIK" ketika mendaftar di ITB.

Pengumumanpun tiba, Alhamdulillah Institut Teknologi Bandung  menerima saya sebagai salah satu mahasiswi magisternya. Walaupun saat itu saya masih tidak menyangka karena seleksi yang saya hadapi sangatlah menantang dan hanya menjawab sesuai kemampuan saja. Namun kegelisahan saya tidak sampai disitu, senang & sedihpun berkalut jadi satu. Mengingat ekspresi wajah ke dua orang tua saya ketika mendengar biaya kuliah persemesternya sebesar 13 juta. Dengan hati yang sebenarnya ragu saya menenangkan mereka untuk tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, karena saya akan mencari biaya sendiri lewat jalur beasiswa.  Namun sangat disayangkan, beasiswa pada bulan juni 2021 belum ada yang buka& saya hanya memiliki 2 opsi. Opsi pertama harus bayar sebesar 13 juta atau melakukan penundaan ke semester berikutnya dengan biaya 1 juta.

Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan ITB, dengan modal nekat sayapun meminjam uang sebesar 1 juta untuk membayar penundaan ke semester berikutnya. tentu saja karena resikonya lebih kecil daripada opsi pertama, mengingat saya tidak bisa memastikan apakah beasiswa akan menerima saya atau tidak.

Beberapa bulan kemudian, Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP dibuka. Saya mendaftar dan mengikuti 3 tahap seleksi, mulai dari seleksi administrasi, tes tulis dan wawancara. Bulan agustuspun tiba, artinya pengumuman antara diterima atau tidak harus siap saya hadapi dengan lapang dada dan Alhamdulillah hasilnya pun seperti yang saya harapkan. "ANDA LULUS".

Saat ini saya sudah menapakkan kaki di Institut Teknologi Bandung dengan bantuan dari beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan & menempuh semester ke-2. Saya memang mengalami kesusahan dalam memahami beberapa alat instrumentasi lab. Namun saya akan menutupi kekurangan tsb dengan mengikuti training atau seminar yang salah satunya telah diselenggarakan oleh SAFF Solution & materi dari Bapak yang sangat hebat, Pak Mulyono Lab. Hatur nuhun pisan:)

Terima kasih banyak atas semua pihak yang telah mengingatkan bahwa saya bisa dan mampu menghadapinya.


Ini mungkin kisah yang singkat, tapi percayalah. sangat banyak sekali rintangan dan kesulitan yang saya alami. Namun tidak dapat dituangkan di sini, jadi kalau ada yang ingin bertanya terkait ITB atau LPDP, jangan sungkan-sungkan untuk menanyakannya ya. karena saya pribadi sudah merasakan betapa susahnya mendapatkan apa yang bisa dicapai saat ini. See ya.. dan terimakah telah mengunjungi blog @qila_official :)